Rabu, 24 Juni 2009
Awal mula kata Ekologi
Selasa, 23 Juni 2009
Guru diganti dengan Komputer?
Mengajar bukanlah menerapkan suatu system, namun mengajar adalah menjalankan kebijaksanaan terus menerus secara periodic/ simultan (Jacques Barzun).
Tidak ada metode atau media pembelajaran yang tidak baik untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal, namun pada bagian mana dari materi ajar yang akan disampaikan sebagai salah satu metode/ media pembelajaran yang tepat.
Perkembangan teknologi di bidang pendidikan menuntut pendidik untuk lebih banyak mengunakan berbagai metode ataupun media pembelajaran dalam menyampaikan informasi di kelas, salah satunya dengan media Animasi PawerPoint. .
Ditekankan disini bahwa pembelajaran dengan menggunakan perangkat komputer bukan berarti sebagai pengganti manusia (pendidik) yang digantikan perannya oleh mesin/ robot, akan tetapi pendidik harus mampu mengendalikan robot- robot tersebut agar pembelajaran di kelas tercapai secara optimal serta tidak meninggalkan ajaran/ norma- norma sebagai manusia yang beradab.
Assesmen
1. Hubungan antara tujuan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang disusun dalam silabus dan dirancang kembali dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) yang disusun oleh guru dengan mengacu pada Standar Kompetensi (SK)/Kompetensi Dasar (KD)/indikator. Anak panah menunjukkan bahwa hubungan antara keduanya mengarah pada tujuan dengan makna bahwa kegiatan pembelajaran mengacu pada tujuan, tapi juga mengarah dari tujuan ke kegiatan pembelajaran.
2. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi, evaluasi adalah suatu kegiatan pengumpulan data sejauh mana tujuan sudah tercapai. Dengan demikian maka anak panah berasal dari evaluasi menuju tujuan. Tapi disisi lain dalam penyusunan alat evaluasi harus mengacu pada tujuan yang sudah dijabarkan.
3. Hubungan antara kegiatan pembelajaran dengan evaluasi, selain mengacu pada tujuan, kegiatan pembelajaranpun mengacu pada evaluasi. Jika dalam kegiatan pembelajaran menitik beratkan pada keterampilan, maka alat ukurnyapun harus mengukur tingkat keterampilan siswa, bukannya aspek pengetahuan/intelektual.
Assesmen potensi siswa tidak hanya diakhir pembelajaran saja, akan tetapi pada proses pembelajaranpun untuk mengukur potensi siswa harus dilakukan. Untuk mengukurnya bisa dalam bentuk tes ( tertulis, lisan, kinerja) atau non tes ( fortofolio, tugas, laporan, wawancara). Akan tetapi penulis merasa terbelenggu dengan pertanyaan yang disodorkan pada ujian akhir dimana pada tahun Pelajaran 2007/2008 para siswa kelas IPA mendapatkan tambahan mata pelajaran yang di Ujian Nasional (UN) kan, diantaranya adalah mata pelajaran Biologi. Berdasarkan pengalaman penulis pada kurikulum 1994, pertanyaan yang diujikan adalah berupa konsep dan pengetahuan saja.. Sedangkan dalam KTSP tiap siswa harus tuntas dari 3 aspek penilaian yaitu koknitif, aspek afektif dan aspek psikomotornya.Dan ini dilakukan penulis yang bekerja sama dengan para siswa untuk mendapatkan nilai untuk ketiga aspek tersebut. Namun penulis dalam menguji siswa dari hasil belajarnya masih menggunakan pertanyaan yang mengarah ke konsep dan pengetahuan saja yang pada akhirnya hasil npembelajaran yang didapat siswa tidak optimal, maka penulis mencoba melakukan inovasi dengan mengubah model pertanyaan yang semula adalah konsep diubah menjadi soal keterampilan proses sains (KPS) yang dipadukan dengan pertanyaan produktif.