Minggu, 05 Juni 2011
LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH (LSBS) DI SMAN 9 BANDUNG
LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH (LSBS) DI SMAN 9 BANDUNG
Oleh: Tati Hermawati
Keampuhan Lesson Study dalam meningkatkan mutu pembelajaran yang berdampak terhadap mutu SDM Jepang diakui di seluruh dunia dan sekarang Lesson Study dikembangkan dimana-mana, seperti di Afrika, Afganistan termasuk di Amerika Serikat. Indonesia baru beberapa tahun saja mempelajarinya dari Negara Jepang melalui JICA expert dan beberapa dosen yang berkesempatan menyaksikan langsung kegiatan Lesson Study di Jepang. Maka kita harus bersabar untuk merasakan hasilnya. Sebagian orang juga mempertanyakan, apa bedanya dengan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)? Jawabannya Lesson Study lebih luas dari PTK. Pada dasarnya Lesson Study penelitian pembelajaran, mengkaji pembelajaran dengan member tindakan agar pembelajaran menjadi lebih baik. Melalui Lesson Study, guru dapat melalukan kajian pembelajaran terhadap suatu kelas dengan topik yang berbeda (PTK) dan melalukan kajian pembelajaran pada beberapa kelas pararel untuk topik yang sama (Penelitian Tindakan).
A. PENGERTIAN LESSON STUDY
Lesson Study di Indonesia dapat diartikan sebagai model pembinaan (pelatihan) profesi guru melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning (saling belajar) untuk membangun komunitas belajar. Apabila kita cermati dari pengertian diatas, maka terdapat 7 kata kunci yaitu:
1. Pembinaan profesi
2. Pengkajian pembelajaran
3. Kolaboratif
4. Berkelanjutan
5. Kolegalitas
6. Mutual learning
7. Komunitas belajar.
Terdapat 2 macam Lesson Study yaitu Lesson Study Berbasis Sekolah (LSBS) dan Lesson Study berbasis MGMP. Keduanya memiliki perbedaan dalam hal pengelolaannya, dimana kalau:
1. Lesson Study berbasis MGMP; yang mengelola adalah MGMP dan pesertanya adalah guru mata pelajaran yang sama.
2. Lesson Study berbasis sekolah (LSBS); yang mengelola adalah sekolah dan pesertanya adalah semua guru di sekolah tersebut.
Pengkajian pembelajaran dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu tahap plan (perencanaan), tahap do (implementasi) dan tahap see melalui refleksi.
Rabu, 23 Maret 2011
Perilaku Manusia Dapat Mengubah Bumi
Akibat yang ditimbulkan oleh menurunnya kualitas lingkungan di Indonesia yaitu, sering terjadi banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Selain hal tersebut air bersih menjadi sulit diperoleh, pencemaran udara, dan penumpukan sampah semakin meningkat. Permasalahan tersebut hampir terjadi di setiap wilayah, lebih-lebih di perkotaan seperti halnya di kota Bandung.
Penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan baik secara sengaja oleh perilaku manusia ataupun terjadi secara alamiah, akan berpengaruh pada manusia itu sendiri. Hal ini terjadi karena manusia merupakan bagian dari lingkungan dimana manusia tersebut tinggal. Faktor alam mungkin sulit untuk dicegah, tetapi perilaku manusia masih berpeluang untuk diubah.
Langganan:
Postingan (Atom)